1. Ikan
Mas Punten
Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa
Timur. Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena
itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big
belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1.
Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan
bersifat jinak.
2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang
menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya.
Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah
dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi
badannya sekitar 3,66:1.
Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang
masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah
mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras
punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000 dan diameternya
0,3—1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada
umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan
terhadap parasit Myxospora. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.
3. Ikan Mas Taiwan
Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung
seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning
kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat
responsif terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan.
Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan
dikembangkan di Indonesia.
4. Ikan Mas Merah
Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan.
Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam.
Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi
punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.
5. Ikan Mas Majalaya
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya
lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya.
Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.
Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram induk.
5. Ikan Mas Yamato
Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
6. Ikan Mas Lokal
Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.
Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram induk.
5. Ikan Mas Yamato
Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
6. Ikan Mas Lokal
Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar